PIDATO MUHAMMAD YUNUS (GRAMEEN BANK) TENTANG KEMISKINAN
Bapak-bapak dan ibu-ibu sekalian,
Saya yakin kita bisa menciptakan dunia yang bebas dari kemiskinan,
karena kemiskinan tidak dibikin oleh rakyat miskin. Kemiskinan
diciptakan dan dilestarikan oleh sistem sosial-ekonomi yang kita rancang
sendiri; pranata-pranata dan konsep-konsep yang menyusun sistem itu;
kebijakan-kebijakan yang kita terapkan.
Kemiskinan tercipta karena kita membangun kerangka
teoretis berdasarkan asumsi-asumsi yang merendahkan kapasitas manusia,
dengan merancang konsep-konsep yang terlampau sempit (seperti konsep
bisnis, kelayakan kredit, kewirausahaan, lapangan kerja) atau
mengembangkan lembaga-lembaga yang belum matang (Seperti lembaga-lembaga
keuangan yang tidak mengikutsertakan kaum miskin). Kemiskinan
disebabkan oleh kegagalan pada tataran konseptual, dan bukan kurangnya
kapabilitas di pihak rakyat.
Saya percaya sepenuh hati bahwa kita bisa menciptakan
dunia yang bebas-kemiskinan bila secara kolektif kita mempercayainya.
Dalam dunia yang bebas-kemiskinan, tempat satu-satunya Anda bisa melihat
kemiskinan adalah di museum-museum kemiskinan. Ketika anak-anak sekolah
berkunjung ke museum-museum kemiskinan itu, mereka akan ngeri melihat
kesengsaraan dan kehinadinaan yang harus dilalui sebagian umat manusia.
Mereka akan menyalahkan leluhurnya karena mentolerir kondisi yang tidak
manusiawi yang sudah berlangsung begitu lama atas begitu banyak orang
ini.
Seorang manusia lahir di dunia ini dengan bekal penuh
bukan hanya untuk mengurusi dirinya sendiri saja, tetapi juga turut
menyumbangkan upaya untuk memperluas kesejahteraan dunia secara
keseluruhan. Ada yang punya peluang untuk menggali potensi mereka sampai
takaran tertentu, tapi banyak lainnya yang tak pernah mendapat
kesempatan apapun seumur hidupnya untuk menguak bakat-bakat menakjubkan
yang hadir bersama kelahirannya. Mereka mati tanpa pernah tergali dan
dunia tak pernah merasakan kreativitas dan sumbangsih mereka.
Grameen telah memberi saya keyakinan tak tergoyahkan
mengenai kreativitas manusia. Hal ini telah membuat saya meyakini bahwa
manusia tidaklah terlahir untuk menderita sengsara akibat kelaparan dan
kemiskinan.
Bagi saya orang miskin itu seperti pohon bonsai.
Manakala Anda menanam bibit terbaik dari pohon tertinggi dalam pot
kembang, Anda pun mendapat replika dan pohon tertinggi itu, namun
tingginya hanya sekian inci. Tak ada yang salah dengan bibit yang Anda
tanam, hanya lahannya saja yang sama sekali tidak memadai. Orang miskin
itu orang bonsai. Tak ada yang salah dengan bibitnya. Sederhana saja,
masyarakat tak pernah memberi mereka lahan untuk bertumbuh kembang. Yang
diperlukan untuk membuat masyarakat miskin keluar dari kemiskinan
adalah menciptakan lingkungan yang memberdayakan mereka. Begitu kaum
miskin bisa melejitkan energi dan kreativitas mereka, kemiskinan akan
lenyap dengan cepat.
Mari kita bergandeng tangan untuk memberi setiap
makhluk manusia kesempatan yang adil untuk melejitkan energi dan
kreativitas mereka.
Bapak dan ibu sekalian, Akan saya sudahi dengan
menyatakan penghormatan saya yang mendalam kepada Komite Nobel Norwegia
karena mengakui bahwa masyarakat miskin, khususnya kaum perempuan
miskin, mempunyai potensi sekaligus hak untuk menjalani hidup dengan
layak, dan bahwa pembiayaan mikro bisa turut melejitkan potensi itu.
Saya percaya bahwa penghargaan yang Anda berikan pada
kami ini akan mengilhami lebih banyak lagi inisiatif berani di seluruh
dunia untuk membuat gebrakan bersejarah dalam mengakhiri kemiskinan
global.
Terima kasih
Sumber : Jamil Azzaini, jamil.niriah.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar