Aulia Advertising Biro Iklan Telp 021 93476893, 0813 8468 1151

Rabu, 25 September 2013

Dzikir Dalam Pandangan Tasawuf



Secara etimologi, zikir adalah mengingat, sedang secara istilah adalah membasahi lidah dengan ucapan-ucapan pujian pada Allah. Dzikir adalah metode lain untuk mendekatkan diri pada Allah untuk mencapai derajat ma’rifatulah, dan untuk mendapatkan Ilmu laduni.
Pentingnya dzikir untuk mendapatkan ma’rifat adalah didasarkan pada peranan dzikir itu sendiri pada hati. Imam Al Ghazali, dalam kita ‘Ihya ‘Ulum Al -Din, menjelaskan bahwa hati manusia tal ubahnya seperti kolam yang didalamnya mengalir bermacam-macam air. Pengaruh pengaruh didalam hati adalah ada kalanya datangnya dari luar, yaitu pancaindera, dan ada kalanya dari dalam yaitu khayalan, syahwat, amarah, akhlak atau tabi’at manusia.
Dalam Al- Munqidz, Al Ghazali juga menjelaskan bahwa zikir pada Allah adalah hiasa bagi kaum sufi. Syarat utama bagi orang-orang yang menempuh jalan Allah adalah membersihkan hati secara menyeluruh dari selain Allah, sedangkan kuncinya adalah menegelamkan hati secara keseluruhan dengan zikir kepada Allah.
Dalam pandangan sufi, zikir dapat membuka tabir dalam alam malakut, yakni dengan datangnya malaikat. Dzikir adalah kunci dalam membuka alam ghoib, penarik kebaikan, penjinak was-was, dan pembuka kewalian. Dzikir juga bermanfaat untuk membersihkan hati. Al Ghajali juga menerangkan bahwa hati yang terang adalah hasil dari dzikir pada Allah. Taqwa adalah pintu gerbang dzikir, sedang dzikir adalah pintu kasyaf(terbukanya hijab) dan kasyab adalah terbukanya pintu gerbang kemenangan yang besar. Pungsi dzikir juga untuk mendatangkan Ilham, menghalangi ruamg gerak syaitan sehingga syaitan pergi menjauh dari hati manusia. Disaat itulah malaikat memberi Ilham kepada hati manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar